Dalam kemeriahan itu, Ketua Bangun Desa Payung Negeri (BDPN) sekaligus Anggota Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari), Zainal Arifin Hussein sempatkan diri kampanyekan pemulihan ozon yang bertepatan Peringatan Hari Ozon Sedunia.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak pemdes, pemuda dan masyarakat Desa Bekawan yang telah mengandeng kami untuk berkolaborasi mengelar acara peringatan hari ozon sedunia dengan rangakaian festival menongkah," kata Dekan Fakultas Ekonomi itu, Jumat (23/9).
Kampanye pemulihan ozon tersebut, kata Zainal, sangat penting dilakukan karena penggunaan Bahan Perusak Ozon (BPO) sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal penggunaan BPO menjadi pemicu utama menipisnya lapisan ozon dan berpotensi merusak lingkungan.
"BPO sering ditemukan yang menjadi pemicu menipisnya lapisan ozon di samping gas buang kendaraan bermotor, polusi pabrik, penggunaan pestisida yang berlebihan, kebakaran Hutan dan penggundulan hutan (deforestasi)," paparnya.
Kampanye hari ozon sedunia diperingati setiap tahunnya pada 16 September, dimana terhitung hari ini sudah 37 tahun masyarakat dunia bersama sama menyelamatkan bumi dari lapisan ozon dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
Upaya ini, papar Zainal, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan BPO dan ikut menjaga lingkungan dan melestarikan hutan mangrove yang menjadi tempat berteduh serta mencegah terjadinya pemanasan global.
"Mari kita jaga lingkungan agar tetap lestari. Maka kami mengajak masyarakat menanam 1.000 pohon mangrove di bibir sungai Bekawan sebagai bentuk aksi nyata dalam menjaga menjaga lingkungan," tegasnya.
Lebih lanjut Zainal memaparkan, semakin banyak aktivitas yang menyebabkan rusak ozon maka akan memperparah kerusakan lapisan ozon. Menipisnya lapisan ozon ini mengakibatkan pemanasan global yang memicu mencairnya es di kutub utara/selatan, tinggi permukaan air laut.
"Sudah kita rasakan, ribuan hektar kelapa rakyat terdampak Intrusi air laut, tidak menentu nya cuaca dan iklim, dan meningkatnya bencana alam (badai,hujan,kemarau dan angin kencang/puting beliung)," paparnya.
Penipisan lapisan ozon ini juga dapat meningkatkan radiasi ultraviolet sinar matahari ke bumi yang dapat menimbulkan penyakit kanker kulit, katarak mata, dan mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi, menghambat pertumbuhan tanaman, hingga memusnahkan organisme kecil di bumi.
Zainal mengatakan, kampanye pemulihan ozon dan perlawanan terhadap perubahan iklim ini memerlukan kolaborasi, kemitraan, dan kerja sama semua pihak, oleh karena itu Zainal mengajak dan membuka diri seluas-luasnya untuk bersama mengkampanyekan dan melakukan langkah-langkah nyata dalam upaya penyelamatan lingkungan.
Untuk memperluas wilayah penyelamatan dan aksi nyata, Jikalahari telah menggandeng 28 Desa untuk usulan Program Perhutanan Sosial dengan Skema Hutan Desa (HD) dan Hutan Kemasyarakatan (HKm) sebagai langkah meningkatkan upaya penyelamatan hutan dan lingkungan serta meningkatkan perekonomian dimasa pemulihan pasca pandemi.
"Demi kelancaran program ini perhatian dan dukungan dari bapak Bupati sangat kami harapkan," tegas Zainal.
Untuk diketahui, pada puncak festival menongkah, Ikatan Keluarga Duanu Riau (IKDR) yang diketahui oleh Hasanuddin, bersama Camat Mandah, Sekcam sekaligus Pembina IKDR Kecamatan Mandah, dan Seluruh masyarakatnya Desa Bekawan melakukan penanaman pohon mangrove.
"Usai penanaman pohon mangrove, dilanjutkan penyerahan 200 papan tongkah untuk para nelayan. Tutupnya.
Festival tersebut dihadiri Bupati Inhil Wardan beserta Ibu, Kapolres Inhil, Dandim 0314 Inhil, Kepala Dinas/Badan/Kantor/ OPD dilingkungan Pemda Inhil, Anggota DPRD Prov Riau Ustad Dr.Suhaidi S.Ag, M.Ag, Ketua IKDR Hassanudin SH,.M.AP, Anggota DPRD Inhil Asmadi, Ketua APDESI, Kapolsek Mandah, serta tokoh masyarakat.
Editor : Arsyad*