ARDnusantara.com, PEKANBARU – Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Zaini Rizaldy Saragih mengungkapkan akan melakukan berbagai upaya dan kinerja demi memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada masyarakat Pekanbaru. Selain menanggapi dengan serius berbagai issue yang sedang marak di tengah masyarakat, pihaknya juga tengah melakukan berbagai upaya dan sinergitas ke arah itu yang sejalan dengan visi dan misi pemerintahan Kota Pekanbaru di bawah kepemimpinan Pj Walikota Muflihun.
Saat ini, Zaini mengingatkan seluruh masyarakat Pekanbaru untuk tetap berhati-hati dengan kondisi cuaca saat ini yang tidak pasti dan sering berubah-ubah. Selain karena pengaruh El Nino, udara saat ini juga dipengaruhi asap kebakaran lahan dan hutan di musim kemarau.
Dalam paparannya kepada media, Kadiskes Kota Pekanbaru ini menjelaskan bahwa kehati-hatian dan perhatian lebih pada diri sindiri, keluarga dan lingkungan sangat dibutuhkan. Hati-hati dengan tetap memperhatikan kondisi udara di luar, jika memungkinkan jangan banyak beraktifitas di luar rumah, dan jika harus ke luar rumah tetap menggunakan masker.
“Meskipun udara sudah tidak terlalu mengkhawatirkan seperti beberapa minggu terakhir, kehati-hatian dan kewaspadaan harus tertap diperhatikan. Selain itu mengkonsumsi makanan bergizi, mengandung banyak vitamin dan menjaga kebersihan lingkungan, dan kesadaran akan polusi udara adalah hal bijak yang harus diketahui semua lapisan masyarakat,” ungkap Zaini.
Dengan adanya upaya ini, Zaini berharap angka kasus ISPA di Pekanbaru akan dapat ditekan, menjadikan Kota Pekanbaru lebih sehat bagi seluruh warganya, imbuhnya,
Ditambahkannya, kota Pekanbaru saat ini menghadapi tantangan kesehatan dengan tercatatnya 2.296 kasus Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) per Agustus tahun 2023.
Berdasarkan analisis Diskes Kota Pekanbaru, sampai Agustus tahun ini, mayoritas kasus ISPA melibatkan individu dengan usia rata-rata 9 tahun, bahkan ada yang di bawah usia 60 tahun, dengan jumlah total 1.597 kasus.
Sementara. berdasarkan data Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, sepanjang bulan Januari hingga September tahun 2023 ada 24.422 orang Pekanbaru yang terkena penyakit ISPA.
Jumlah tersebut terbagi dalam ISPA non Pneumonia dan ISPA Pneumonia.
ISPA non-pneumonia umumnya dikenal masyarakat dengan istilah batuk-pilek. Apabila batuk-pilek disertai dengan gejala lain, seperti kesukaran bernapas dan peningkatan frekuensi napas, maka termasuk ISPA pneumonia.
"Secara total itu ada 24.422 orang. Ini terdiri dari Pneumonia dan Non Pneumonia ya. Untuk Pneumonia itu ada 609 orang dan pneumonia ada 23.813 orang," ujar Zaini Rizaldy.
Ia mengatakan jumlah tersebut terbagi dalam empat kategori umur yakni usia 0-5 tahun sebanyak 5.494 kasus, anak usia 5-9 tahun sebanyak 3.671 kasus.
"Selanjutnya untuk kategori umur 9-60 tahun sebanyak 12.707 dan usia di atas 60 tahun itu sebanyak 2.551 kasus. Sehingga totalnya ada 24.422 kasus," sebutnya.
Namun data ini dikatakan Zaini, baru sampai bulan September saja. Untuk bulan Oktober pihaknya masih melakukan pendataan.
"Untuk bulan Oktober masih direkap, belum semua Puskesmas yang mengirim atau melaporkan datanya. Hasil sementara belum ada kenaikan signifikan," jelasnya.
Lebih lanjutnya Zaini menyampaikan beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat agar tetap sehat dan fit di masa kabut asap seperti sekarang ini.
"Yang pertama adalah apabila melakukan aktivitas di luar rumah hendaknya menggunakan masker standar. Kemudian juga mengurangi aktivitas di luar rumah, kalau tidak perlu apalagi asap lagi tinggi, sebaiknya di dalam ruangan saja," sebutnya.
Kemudian tips selanjutnya adalah hendaknya masyarakat mengkonsumsi makanan bergizi seimbang serta cukup air putih.
"Dan yang terakhir adalah jangan lupa aktivitas gerak badan. Olahraga setiap hari agar badan kita selalu sehat," pungkasnya.
Zaini Rizaldy Saragih, Kepala Diskes Kota Pekanbaru juga menjelaskan bahwa potensi penyebaran ISPA dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebakaran hutan dan lahan.
Meskipun tidak ada peningkatan signifikan dalam jumlah kasus ISPA saat ini, langkah-langkah pencegahan tetap dianggap penting.
Zaini mengungkapkan, "Kita berharap bisa mengurangi kasus ISPA di Pekanbaru melalui tindakan-tindakan pencegahan yang efektif."
Sekolah Belum Perlu Dilburkan.
Kualitas udara berangsur membaik meski kabut tipis masih terlihat di Kota Pekanbaru, hingga Selasa 10 Oktober 2023. Hasil pantauan ISPU net dari Kementerian LHK, kadar PM 2.5 sekitar 71 yang memperlihatkan kualitas udara ada di level biru.
Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru belum merekomendasikan Dinas Pendidikan (Disdik) untuk meliburkan peserta didik. Aktivitas belajar mengajar masih berlangsung di sekolah.
"Jadi, anak sekolah belum kita rekomendasikan libur ke Dinas Pendidikan, karena belum menyentuh kondisi sangat tidak sehat," ujar Zaini Rizaldy.
Ia menyampaikan, berdasarkan display Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang ada di Tenayan, pihaknya melihat kondisi udara masih dalam kategori tidak sehat, dengan lambang orange dan kualitas 100 sampai 200 partikel.
Menurutnya, jika sudah menyentuh level sangat tidak sehat tentu Dinas Kesehatan bakal memberi rekomendasi agar mengurangi aktivitas di luar. Begitu juga aktivitas belajar mengajar di sekolah.
"Tapi kalau sudah melebihi ambang 200 dan sudah masuk kategori sangat tidak sehat, maka kami akan merekomendasikan kepada Disdik maupun kepada Bapak Pj Wali Kota Pekanbaru melalui Pak Sekdako, agar semua pegawai atau pun peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar mengajar melalui daring di rumah masing-masing atau WFH," paparnya.
Sebelumnya, Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru Muflihun meminta orangtua dan juga guru-guru di sekolah untuk mengingatkan anak-anaknya memakai masker saat ke sekolah. Mereka juga bisa mengurangi aktivitas di luar ruangan.
Dirinya menyadari masih banyak anak-anak yang belum memakai masker saat pergi ke sekolah. Ia tak ingin kabut asap berdampak bagi kesehatan dan dikhawatirkan menimbulkan penyakit.
"Karena anak-anak ini kan memang rentan. Maka, kita minta dan berharap kepada orang tua dan guru terus mengingatkan anak-anak untuk memakai masker ke sekolah," ujarnya.
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mencatat sebanyak 604 anak di Pekanbaru terkena Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dengan Pneoumia. Sebagian besarnya juga merupakan anak di bawah lima tahun.
Kepala Dinkes Pekanbaru Zaini Rizald mengatakan, jumlah anak di bawah lima tahun yang mengalami ISPA dengan Pneoumia mencapai 575 orang. Sedangkan secara keseluruhan anak-anak dan dewasa total kasus ISPA dengan Pneoumia mencapai 618 orang.
"Untuk kasus ISPA di Kota Pekanbaru didominasi anak-anak, kita imbau agar orangtua mengurangi aktivitas anak di luar rumah," katanya di Pekanbaru, Riau, Kamis 11 Oktober, disitat Antara.
Kondisi tersebut lanjutnya masih beresiko akibat kabut asap bekas kebakaran lahan masih berlangsung hingga saat ini. Pihaknya mengimbau agar masyarakat waspadai sejumlah penyakit sebagai dampak kabut asap.
Selain itu, tambah dia ada sejumlah penyakit sebagai dampak kabut asap selain ISPA. Ia merinci penyakit itu yakni asma, iritasi mata, penyakit paru kronik hingga penyakit jantung.
"Jadi masyarakat kami imbau untuk antisipasi semua penyakit yang merupakan dampak kabut asap," paparnya.
Zaini juga menyampaikan Dinkes Kota Pekanbaru selalu berupaya memberikan yang terbaik bagi masyarakat kota Pekanbaru, sesuai apa yang menjadi program dan harapan Pj Walikota yang memprioritaskan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Pekanbaru dengan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan di Kota Pekanbaru.
Selain itu, Dinkes kata dia juga sudah menyampaikan agar pusat kesehatan masyarakat di Kota Pekanbaru menyiapkan ruangan khusus bagi pasien ISPA. Hal ini untuk mempercepat akses layanan kesehatan bagi pasien ISPA yang terkena dampak kabut asap.
Zaini menyebut bahwa anak-anak, ibu hamil dan lanjut usia sangat rentan kena dampak kabut asap.
"Nantinya bakal disediakan ruangan khusus ISPA di puskesmas," ujarnya.
Zaini berharap agar kondisi kabut asap pada tahun 2015 tidak terulang lagi. Ia mengenang pada kala itu kualitas udara di Kota Pekanbaru sempat menyentuh level berbahaya.*