google.com, pub-5820561844112673, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Iklan

Dinkes Inhil Cegah Stunting 1.000 Hari Pertama Kehidupan Menjadi Periode Yang Krusial dan Memerlukan Perhatian Khusus Dari Semua Pihak

Thursday, October 3, 2024 | October 03, 2024 WIB Last Updated 2024-10-04T06:38:12Z


ARDnusantara.com, INHIL Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, yang dapat berdampak pada pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas di masa depan. Meskipun kekurangan gizi dapat terjadi sejak dalam kandungan, kondisi stunting baru tampak setelah anak berusia dua tahun. Oleh karena itu, 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi periode yang krusial dan memerlukan perhatian khusus dari semua pihak.

Faktor Penyebab Stunting

Stunting tidak hanya disebabkan oleh gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil atau anak balita, tetapi juga oleh berbagai faktor multidimensi lainnya. Intervensi pada 1.000 HPK terbukti menjadi langkah paling efektif dalam menurunkan prevalensi stunting. Dengan melibatkan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, diharapkan program-program intervensi dapat dilaksanakan secara sinergis.

Langkah-Langkah yang Diambil

Pemerintah Daerah Kabupaten Indragiri Hilir telah melakukan Rembuk Stunting pada tahun 2019 dan menetapkan 25 lokus desa untuk intervensi spesifik. Kecamatan Pelangiran termasuk dalam salah satu kecamatan yang bertanggung jawab dalam upaya penurunan stunting di tingkat desa. Pada tahun 2024, terdapat delapan desa/kelurahan yang menjadi fokus intervensi, yaitu Terusan Beringin Jaya, Tegal Rejo Jaya, Bagan Jaya, Tanjung Simpang, Saka Palas Jaya, Tagagiri Tama Jaya, Simpang Kateman, dan Kelurahan Pelangiran.

Data Prevalensi Stunting di Terusan Beringin Jaya

Analisis data menunjukkan prevalensi stunting di Desa Terusan Beringin Jaya mengalami peningkatan dari 8 kasus pada tahun 2022 menjadi 9 kasus pada tahun 2023. Namun, jumlah kasus menurun menjadi 6 pada tahun 2024. Meski terdapat penurunan, perlunya langkah-langkah lebih komprehensif dan berkelanjutan sangat jelas untuk menurunkan angka stunting secara signifikan di tahun-tahun mendatang.

Program Intervensi yang Dilaksanakan

Beberapa program intervensi yang telah dilaksanakan di Kecamatan Pelangiran meliputi:

Sosialisasi ASI Eksklusif untuk ibu hamil dan ibu balita.

Pendampingan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI).

Pendidikan gizi bagi ibu hamil.

Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) untuk remaja putri di sekolah.

Konseling Inisiasi Menyusui Dini (IMD).

Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK).

Program PENCETIN (Pelangiran Cegah Stunting) juga menjadi salah satu inovasi dalam upaya pencegahan stunting di kecamatan ini.

Tantangan dalam Penanganan Stunting

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan, faktor determinan seperti akses air bersih, sanitasi, dan pola asuh yang kurang baik masih menjadi kendala. Di samping itu, meskipun remaja putri telah mendapatkan intervensi berupa TTD, sebagian dari mereka masih enggan mengonsumsinya secara teratur.

Kelompok Sasaran Berisiko

Kelompok yang perlu mendapatkan perhatian lebih adalah remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, serta bayi dan anak di bawah dua tahun. Dukungan dan edukasi kepada kelompok ini penting untuk memastikan mereka dapat menjalani kehamilan yang sehat dan mengasuh anak-anak yang tumbuh dengan baik dan bebas dari stunting.

Ajakan untuk Kerjasama

Pemerintah Kecamatan Pelangiran sangat berharap dukungan dari berbagai lintas sektor untuk menangani dan mencegah bertambahnya kasus stunting. Upaya terintegrasi dalam pencegahan dan penanggulangan stunting diperlukan, di mana pemerintah desa/kelurahan diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dan partisipasi aktif untuk mencapai tujuan bersama.

Redaksi

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Dinkes Inhil Cegah Stunting 1.000 Hari Pertama Kehidupan Menjadi Periode Yang Krusial dan Memerlukan Perhatian Khusus Dari Semua Pihak

Trending Now

Iklan