lARDnusantara.com, Kecamatan Kateman, 2 Oktober 2024 - Prevalensi stunting di Kecamatan Kateman terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, dengan data terbaru menunjukkan bahwa jumlah kasus stunting meningkat dari 25 kasus pada tahun 2022 menjadi 52 kasus pada tahun 2023, dan mencapai 56 kasus pada tahun 2024. Stunting, kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak.
Poin Penting:
1. Peningkatan Kasus Stunting:
Tahun 2022: 25 kasus
Tahun 2023: 52 kasus
Tahun 2024: 56 kasus
2. Distribusi Kasus:
Kelurahan:
Tagaraja: 7 kasus (2022), 11 kasus (2023), 10 kasus (2024)
Bandar Sri Gemilang: 4 kasus (2022), 9 kasus (2023), 8 kasus (2024)
Desa:
Sungai Simbar: 3 kasus (2022), 15 kasus (2023), 15 kasus (2024)
Kuala Selat: 4 kasus (2022), 11 kasus (2023), 8 kasus (2024)
Penjuru: 1 kasus (2022), 0 kasus (2023), 3 kasus (2024)
Sungai Teritip: 0 kasus (2022), 0 kasus (2023), 5 kasus (2024)
3. Usaha Penanganan Stunting:
Penyuluhan masyarakat tentang gizi, kesehatan reproduksi, dan perilaku hidup bersih.
Pelaksanaan kelas bagi ibu hamil dan balita, serta pemberian tablet tambah darah.
Pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal.
4. Faktor Penyebab Stunting:
Tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Tingkat pendidikan orang tua yang rendah.
Paparan asap rokok dan lingkungan yang tidak sehat.
Akses terhadap air bersih yang kurang.
5. Rekomendasi:
Memperkuat intervensi program pencegahan stunting dengan pendekatan komprehensif.
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan sanitasi.
Kondisi ini mengindikasikan perlunya langkah-langkah yang lebih kuat dan berkelanjutan untuk menurunkan angka stunting secara signifikan di masa depan. Dinas Kesehatan setempat berkomitmen untuk terus melakukan edukasi dan intervensi yang diperlukan guna memperbaiki status gizi anak di Kecamatan Kateman.
Redaksi