ARDnusantara.com, Tembilahan Hulu - Prevalensi stunting di Kecamatan Tembilahan Hulu menunjukkan penurunan pada tahun 2024, setelah mengalami peningkatan signifikan pada tahun sebelumnya. Berdasarkan data dari sistem pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGBM), jumlah kasus stunting pada 2022 tercatat sebanyak 29 kasus, meningkat menjadi 54 kasus pada 2023, sebelum turun sekitar 33,3% menjadi 36 kasus pada 2024.
Penurunan angka stunting ini terjadi di lima dari enam desa/kelurahan di kecamatan tersebut. Namun, Desa Pulau Palas terus menunjukkan peningkatan konsisten dari tahun 2022 hingga 2024, dan Kelurahan Tembilahan Hulu mengalami kenaikan dari 10 kasus pada 2023 menjadi 11 kasus pada 2024.
Upaya penanggulangan stunting di Tembilahan Hulu melibatkan berbagai program, seperti penyuluhan gizi dan ASI eksklusif, pelaksanaan posyandu, pemberian makanan tambahan, dan pemeriksaan kesehatan lingkungan. Meski demikian, sejumlah faktor masih menjadi kendala, termasuk paparan asap rokok, imunisasi yang belum lengkap, kurangnya akses air bersih, serta tingkat pendidikan orang tua yang rendah.
Pemerintah setempat dan UPT Puskesmas Tembilahan Hulu berkomitmen untuk terus memperkuat program pencegahan stunting melalui kerjasama lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat, guna mencapai penurunan angka stunting yang lebih signifikan di masa mendatang.
Redaksi